Rabu, 09 Februari 2011

analisis bangunan publik di depok dengan menggunakan metode doktrinal

KRITIK DOKTRINAL

Pengertian :

Doktrin sebagai dasar dalam pengambilan keputusan desain arsitektur yang
berangkat dari keterpesonaan dalam sejarah arsitektur.

Sejarah arsitektur dapat meliputi : nilai estetika, etika, ideologi dan seluruh aspek
budaya yang melekat dalam pandangan masyarakat.

Melalui sejarah, kita mengenal terjadinya bentuk dalam arsitektur melalui norma yang
berkembang seperti :

Form Follow Function
Function Follow Form
Form Follow Culture
Form Follow World View
Less is More
Less is Bore
Big is beauty

o Buildings should be what they wants to be
o Building should express : Structure, Function, Aspiration, Construction Methods,
Regional Climate and Material
o Ornament is Crime
o Ornament makes a sense of place, genius loci or extence of architecture.

Doktrin bersifat tunggal dalam titik pandangnya dan biasanya mengacu pada satu ‘ISME’ yang dianggap paling baik untuk mengukur kualifikasi arsitektur yang diharapkan.

Keuntungan Kritik Doktrinal

• Dapat menjadigui deli ne tunggal sehingga terlepas dari pemahaman yang samar dalam arsitektur dengan demikian arsitek dapat mempunyai landasan yang tidak meragukan lagi dalam desain
• Dengan doktrin tertentu yang diyakini arsitek dapat mempunyai arah yang lebih jelas
dalam pengambilan keputusan

• Dapat memberikan daya yang kuat dalam menginterpretasi ruang.
• Dengan doktrin perancang merasa bergerak dalam nilai moralitas yang benar
• Memberikan kepastian dalam arsitektur yang ambigu
• Memperkaya penafsiran
• Mendorong segala sesuatunya tampak mudah dan mengarahkan penilaian menjadi
lebih sederhana ditengah-tengah kompleksitas arsitektur.
• Menganggap kebenaran dalam lingkup yang tunggal dan meletakkan kesalahan
pada prinsip lain yang tidak sepaham.
• Meletakkan kebenaran lebih kepada pertimbangan secara individual
• Terdapat kecenderungan untuk memandang arsitektur secara partial dan tidak
bersifat holistik
• Memungkinkan tumbuhnya pemikiran dengan kebenaran yang “absolut”
• Memperlebar konflik dalam tingkat teoritik dalam arsitektur

Eksisting Doktrin dalam Sejarah Arsitektur

a. Utilitarian
o Doktrin yang mengacu pada progress harga
o Keputusan arsitektur mengarahkan pada pertimbangan efisiensi dan efektifitas
b. Preservasionist

o Doktrin yang cenderung mengacu pada isme lama
o Berorientasi pada paham yang bersifat immateri
o Tidak berorientasi pada bahan atau material

c. Tidy Minded
o Doktrin yang mengacu pada keteraturan
o Tahap pengambilan keputusan yang sistematik
o Berpikir detail dan cermat sebelum melanjutkan pada langkah berikutnya

d. The Improver
o Berpikir inovatif
o Menggali kemungkinan-kemungkinan baru dari kegagalan masa lalu
o Menyesuaikan pola-pola yang ada terhadap pola-pola baru yang muncul
o Ada keinginan yang kuat untuk mempertinggi kualitas karena kebaruan

Objek yang di analisis

majid kubah emas Dian Al-Mahri
Kubah emas merupakan salah satu mejid termegah dikota Depok. Masjid Dian Al Mahri adalah sebuah masjid yang dibangun di tepi jalan Raya Meruyung-Cinere di Kecamatan Limo, Depok. Masjid ini selain sebagai menjadi tempat ibadah salat bagi umat muslim sehari-hari, kompleks masjid ini juga menjadi kawasan wisata keluarga dan menarik perhatian banyak orang karena kubah-kubahnya yang dibuat dari emas. Selain itu karena luasnya area yang ada dan bebas diakses untuk umum, sehingga tempat ini sering menjadi tujuan liburan keluarga atau hanya sekedar dijadikan tempat beristirahat.

Analisis objek

coba kita lihat pemakaiyan kritis doktrinal pada mesjid-mejid study banding lainnya


masjid al-aqsa


Brunei-Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin

Dalam penganalisisan sistem kritisi doktrinal mulai terlihat mulai dari ornamen, kubah, pintu, dan penzonaan.


Kesimpul Ananalisis Doktrinal

• Tidak etik menggunakan keberhasilan arsitektur masa lalu untuk bangunan fungsi
mutakhir
• Tidak etik memperlakukan teknologi secara berbeda dari yang dilakukan sebelumnya
• Bahwa desain arsitektur selalu mengekspresikan keputusan desain yang tepat
• Secara sosial bangunan akan tercela bila ia merepresentasikan sikap seseorang dan
tidak didasarkan pada hasrat yang tumbuh dari kebutuhan masyarakatnya