Rabu, 21 Desember 2011

KOTA RAMAH LINGKUNGAN

sebelum kita tau apa itu kota ramah lingkungan, mari kita hunting dulu ke 10 kota ramah lingkungan didunia.


Berikut adalah Kota-Kota yang terbaik dalam hal menjaga Lingkungannya dengan Lebih Baik dan membuat Kota menjadi Hijau dan Asri serta dapat menurunkan tingkat polusi


1. Reykjavik, Iceland
 Islandia adalah negara terhijau di dunia. Kota Reykjavik telah menyatakan keinginannya untuk menjadi kota-kota Eropa terbersih dan telah mengambil langkah yang sangat mengesankan untuk mencapai itu. Saat ini, kota Reykjavik dijalankan sepenuhnya pada sistem go green, termasuk panas bumi dan pembangkit listrik tenaga air, sedangkan sistem transportasi di kota ini seluruhnya menggunakan hidrogen. Sangat mengesankan! 




 2. Malmo, Sweden

Sungguh menakjubkan untuk melihat bagaimana orang ingin pergi ke beberapa kota dengan konsep go green! Beberapa lingkungan di Malmo, Swedia, merupakan kota terbesar di Swedia. Kota ini benar-benar menawarkan konsep Go Green disetiap sudut kota. 



3. Copenhagen, Denmark

Ketika orang telah memutuskan untuk melakukan Go Green, kota bisa berubah menjadi surga hijau. Copenhagen adalah kota dimana warga sangat menyadari untuk isu lingkungan dan mereka suka menggunakan motor daripada mobil. maka itu jelas mengapa Kopenhagen adalah salah satu kota terhijau di dunia. 




4. Vancouver, Canada

Tidak seperti kota-kota lain di Amerika Utara, kota terbesar di British Columbia telah melakukan banyak dalam rangka untuk go green. Bahkan 90% dari energi tersebut berasal dari sumber yang teranyar, seperti angin, pasang surut, matahari dan energi gelombang, tetapi kota juga telah mengembangkan rencana 100-tahun untuk keberlanjutan dalam rangka terus hijau, meskipun kota ini sudah memiliki lebih dari 200 taman. 









5. Bahia de Caraquez, Ecuador

Bahia de Caraquez adalah surga bagi wisatawan . Kota ini mengalami kerusakan parah dari bencana alam di era 90-an dan setelah itu pemerintah daerah dan LSM memutuskan untuk membuat kota yang berkelanjutan. Mereka mengembangkan sejumlah program untuk menjaga keanekaragaman hayati dan mengendalikan erosi, tetapi juga mulai untuk program pengomposan sampah organik dari pasar dan rumah tangga dan kota ini juga mendukung pertanian organik. 







6. Sydney, Australia

Sydney adalah kota yang memprakarsai "EARTH HOUR" beberapa waktu lalu, bahkan Sidney menjadi kota pertama yang melakukan program tersebut. Kota Sidney juga telah mengembangkan program makanan-limbah menjadi pembuangan efisien, sehingga jelas mengapa Sydney adalah salah satu kota terhijau di dunia. 







7. Bogota, Colombia

Kota yang secara luas dikenal karena tingkat kejahatan yang tinggi, menjadi hijau sejak pemerintahan oleh walikota Enrique Penalosa. Dia berhasil merekonstruksi semua trotoar untuk pejalan kaki, dia menciptakan sistem bus transit yang efisien dan merevitalisasi lebih dari 1200 ruang hijau kota (Nah Ini Asal Usulnya BUSWAY di Jakarta). Walikota juga mengangkat pajak BBM untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan memulai Car Free Day (Nah mirip ke di Jakarta). 






8. Curitiba, Brazil

Jika 99% dari warga di Curitiba senang dengan kota mereka, maka mereka layak menerimanya. Beberapa alasan adalah fakta bahwa lebih dari 70% dari orang di sana bergantung pada transportasi umum yang sangat efisien. Di Curitiba adalah model yang luar biasa untuk kota metropolitan dengan konsep Go Green 









9. London, England

Pemerintah kota London keluar dengan Rencana Aksi Perubahan Iklim yang membuat kota itu menjadi kota terhijau didunia. Mengurangi emisi CO2 sebesar 60% dan menghasilkan 25% dari energi lokal dalam 20 tahun mendatang, maka pemerintah kota London memeberikan insentif khusus ke warga jika mereka menerapkan konsep go green, bentuk insentifnya cukup menggiurkan . 







10. Portland, Oregon, USA

Mungkin Anda akan terkejut bahwa kota ini tadinya merupakan kota paling polusi di Amerika, namun kota ini adalah yang pertama pertama kali menerapkan go green dengan cara membangun bangunan ramah lingkungan (Green Building). Juga, pemerintah daerah berusaha keras untuk menjaga mobil untuk keluar ke jalan dengan cara membangun jalur sepeda dan jalur trem. 







Dari kota-kota yang ada di atas, terdapat kesimpulan, ber arti kota ramah lingkungan tidah hanya mementingkan RTH saja, banyak faktor yang mesti kita perhatikan. sebagian besar antara lain yaitu : faktor pemanfaatan sumber daya alam sekitar kota seperti tenaga angin, surya, dan limbah yang mungkin bisa dimanfaatkan menjadi sumer energi potensial. dan peraturan pemerintah serta perilaku warga kota.

PEMILIHAN BANGUNAN YANG RAMAH LINGKUNGAN

Sejak fenomena pemanasan global mencuat, isu-isu yang berkaitan dengan lingkungan banyak digaungkan di berbagai bidang termasuk properti. Di bidang ini, pemilihan material atau bahan bangunan adalah salah satu langkah yang dilakukan dalam upaya menciptakan green property atau properti yang ramah lingkungan.

Selain memilih material yang harganya kompetitif, saat ini kesadaran untuk memilih materi berkualitas, efisien, dan ramah lingkungan menjadi pilihan masyarakat  modern.

Memilih material ramah lingkungan, menjadi penting karena tidak hanya semata-mata demi kelestarian alam, tetapi juga sebenarnya jauh lebih efisien dan hemat dari segi estimasi biaya jangka panjang. 

 Secara sederhana, pemilihan material yang ramah dapat dijabarkan menjadi dua hal yakni dari sisi teknologi dan penggunaan. Dari sisi teknologi, misalnya, pemilihan bahan sebaiknya menghindari adanya toksin atau racun dan diproduksi tidak bertentangan dengan alam. Sebagai contoh, minimalkan penggunaan material kayu, batu alam ataupun bahan bangunan yang mengandung racun seperti asbeston.

Sedangkan dari sisi penggunaan, pemilihan material yang ramah lingkungan misalnya menggunakan lampu hemat energi seperti lampu LED yang rendah konsumsi listrik, semen instan yang praktis dan efisien, atau pun memilih keran yang memakai tap yang hanya mengeluarkan air dalam volume tertentu.

Semen instan



Menyoal penggunaan semen instan sebagai bahan yang ramah lingkungan, semen saat ini masih menjadi salah satu penyumbang pemanasan global. Namun dilihat dari penggunaannya, semen instan dinilai lebih ramah lingkungan karena memiliki banyak kelebihan dibandingkan semen konvensional. "Semen instan menjadikan pembangunan menjadi lebih efektif, efisien, dan hemat dari segi biaya dan waktu," 


Selasa, 20 Desember 2011

TAMAN KOTA


Laurie (1986) mengemukakan bahwa asal mula pengertian kata taman (garden) dapat ditelusuri pada bahasa Ibrani gan, yang berarti melindungi dan mempertahankan; menyatakan secara tidak langsung hal pemagaran atau lahan berpagar, dan oden atau eden, yang berarti kesenangan atau kegembiraan. Jadi dalam bahasa Inggris perkataan “garden” memiliki gabungan dari kedua kata-kata tersebut, yang berarti sebidang lahan berpagar yang digunakan untuk kesenangan dan kegembiraan.

Sedangkan menurut Djamal (2005), taman adalah sebidang tanah terbuka dengan luasan tertentu di dalamnya ditanam pepohonan, perdu, semak dan rerumputan yang dapat dikombinasikan dengan kreasi dari bahan lainnya. Umumnya dipergunakan untuk olah raga, bersantai, bermain dan sebagainya.

Asal Mula Konsep Taman

Pembuatan taman yang dilakukan oleh para penguasa kuno dalam bentuk penataan lahan pertanian dengan variasi pengairannya merupakan wujud pengakuan akan keindahan alam. Pohon yang rindang, bunga warna-warni, aliran air, batu-batu dan berbagai elemen lain dianngap sebagai karunia alam yang memiliki nilai estetika tinggi. Bentuk-bentuk itu kemudian dibawa ke lahan pertaniannya untuk dijadikan taman yang setiap saat dapat dinikmati.

Taman dalam Skala Kota

Taman dalam skala kota adalah sebuah ruang terbuka (open space) dimana didalamnya terdapat aktifitas. Taman sebagai ruang terbuka menjadi pilihan warga kota untuk bersantai atau bersenang–senang secara individu atau kelompok. Awal abad ke19 dimana pada saat negara barat merupakan negara industri, taman diciptakan sebagai tempat untuk refresing secara fisik, moral, estetik dan ekonomi. Taman pada saat itu adalah ruang terbuka hanya terdiri dari pohon–pohon (vegetasi) dimana orang dapat menikmati 

kelegaan di luar kesibukan industri serta melakukan perenungan. Pada dewasa ini taman tidak lagi hanya berfungsi sebagai open space, namun berkembang fungsinya menjadi lebih kompleks, berbagai macam tipe taman memberikan pola–pola aktifitas yang berbeda.

a. Tipe pertama. Adalah taman yang fungsinya digabung dengan fasilitas olah raga, baik berupa lapangan terbuka dengan street furniture, jogging track, biking, dan olah raga lainnya.Taman menjadi sebuah places for play dan sport park. Taman jenis ini disebut sebagai Taman Aktif. Central Park di New York, Dunia Fantasi (Dufan) di Ancol-Jakarta serta Alun-alun di beberapa kota di Jawa, merupakan contoh taman aktif.

b. Tipe kedua. Adalah dimana taman berfungsi sebagai sebuah taman rekreasi dengan fasilitas dan moda-moda penikmatan yang lengkap dan orang-orang membayar untuk menikmatinya. Penikmatan kepada rekreasi secara visual yang melibatkan vista pada tiap-tiap obyeknya. Pengunjung berjalan ketiap-tiap obyeknya dan berhenti untuk melihat apa yang ada disana (pertunjukan), sehingga model taman rekreasi ini dapat dikategorikan sebagai “taman rekreasi pasif”. Bundesgaten Park, Cologne, Germany, sebuah contoh taman dengan penanganan aktifitas rekreatif yang sangat berbeda, pengunjung dapat menikmati taman dengan kereta gantung yang membawa pengunjung kesetiap bagian taman dan pengunjung dapat menikmati vista dari atas. Tiap-tiap obyek tujuan berupa gallery, panggung band, theatre, dan obyek lainnya yang tidak memerlukan pelibatan tubuh penontonnya.







Jumat, 09 Desember 2011

GREEN BUILDING


Konsep green building atau bangunan ramah lingkungan didorong menjadi tren dunia bagi pengembangan properti saat ini. Bangunan ramah lingkungan ini punya kontribusi menahan laju pemanasan global dengan membenahi iklim mikro.

“Poin terbesar dalam konsep ini adalah penghematan air dan energi serta penggunaan energi terbarukan,”  

Green Building dibangun dengan perencanaan energi modern. Selain dari sisi desain yang dipertimbangkan untuk meminimalkan masuknya sinar matahari sehingga mengurangi penggunaan beban Air Conditioner (AC), pada atap gedung bisa dipasang panel surya yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi dalam gedung. Beberapa sudut pandang dapat dipertimbangkan dalam perencanaan tersebut diantaranya adalah aspek Passive Design, Active Design, Kondisi Udara Ruangan, Management, serta Service & Maintenance.

contoh bangunan hemat energi.


House H / Sou Fujimoto

 memang jika dilihat dari luar bangunan ini terlihat biasa tetapi jika kita perhatikan dari segi material yang digunakan dan bukaan bukaan pada bangunan. maka anda akan bekesimpulan bangunan ini minim menggunakan cahaya buatan.itu adalah salah satu penghematan. 



Kita bisa lihat dari dalam bangunan, bangunan ini sangan memanfaatkan cahaya alami, padahal bangunan ini 3 lantai, tetapi pencahayaan alami terasa hingga menembuk ke lanta dasar.

kesimpulan dari bangunan hemat energy adalah Pembangunan bangunan hemat energi dan ramah lingkungan harus murah, mudah, dan berdampak luas. Pengembangan kota hijau (green city), properti hijau (green property), bangunan hijau (green building), kantor/sekolah hijau (green school/office), hingga pemakaian produk hijau (green product) terus dilakukan untuk turut mengurangi pemanasan global dan krisis ekonomi global.

Bangunan dirancang dengan massa ruang, keterbukaan ruang, dan hubungan ruang luar-dalam yang cair, teras lebar, ventilasi bersilangan, dan void berimbang yang secara klimatik tropis berfungsi untuk sirkulasi pengudaraan dan pencahayaan alami merata ke seluruh ruangan agar hemat energi.

Jumat, 06 Mei 2011

Tugas 3 Konservasi Arsitektur – Bangunan Cagar Budaya







Tugas 3 – Konservasi Arsitektur

Bangunan cagar budaya dari segi arsitektur maupun sejarahnya dibagi dalam 3 (tiga) golongan, yaitu :cagar budaya golongan A, cagar budaya golongan B, cagar budaya golongan C, buat tulisan mengenai 3 (tiga) golongan tersebut berikut studi contoh bangunannya?

Pemugaran Bangunan Cagar Budaya

Golongan A

  1. Bangunan dilarang dibongkar dan atau diubah
  2. Apabila kondisi fisik bangunan buruk, roboh, terbakar atau tidak layak tegak dapat dilakukan pembongkaran untuk dibangun kembali sama seperti semula sesuai dengan aslinya.
  3. Pemeliharaan dan perawatan bangunan harus menggunakan bahan yang sama / sejenis atau memiliki karakter yang sama, dengan mempertahankan detail ornamen bangunan yang telah ada
  4. Dalam upaya revitalisasi dimungkinkan adanya penyesuaian / perubahan fungsi sesuai rencana kota yang berlaku tanpa mengubah bentuk bangunan aslinya
  5. Di dalam persil atau lahan bangunan cagar budaya dimungkinkan adanya bangunan tambahan yang menjadi satu kesatuan yang utuh dengan bangunan utama

Pemugaran Bangunan Cagar Budaya

Golongan B

  1. Bangunan dilarang dibongkar secara sengaja, dan apabila kondisi fisik bangunan buruk, roboh, terbakar atau tidak layak tegak dapat dilakukan pembongkaran untuk dibangun kembali sama seperti semula sesuai dengan aslinya
  2. Pemeliharan dan perawatan bangunan harus dilakukan tanpa mengubah pola tampak depan, atap, dan warna, serta dengan mempertahankan detail dan ornamen bangunan yang penting.
  3. Dalam upaya rehabilitasi dan revitalisasi dimungkinkan adanya perubahan tata ruang dalam asalkan tidak mengubah struktur utama bangunan
  4. Di dalam persil atau lahan bangunan cagar budaya dimungkinkan adanya bangunan tambahan yang menjadi satu kesatuan yang utuh dengan bangunan utama

Pemugaran Bangunan Cagar Budaya

Golongan C

  1. Perubahan bangunan dapat dilakukan dengan tetap mempertahankan pola tampak muka, arsitektur utama dan bentuk atap bangunan
  2. Detail ornamen dan bahan bangunan disesuaikan dengan arsitektur bangunan disekitarnya dalam keserasian lingkungan
  3. Penambahan Bangunan di dalam perpetakan atau persil hanya dapat dilakukan di belakang bangunan cagar budaya yang harus sesuai dengan arsitektur bangunan cagar budaya dalam keserasian lingkungan
  4. Fungsi bangunan dapat diubah sesuai dengan rencana Kota

KRITERIA DAN TOLAK UKUR BANGUNAN PEMUGARAN

a) Nilai sejarah

b) Usia / Umur Lingkungan

c) Keaslian

d) Kelangkaan

e) Tengeran / Landmark

f) Arsitektur

Contoh bangunan

Golongan A


Gedung Sate hasil rancangan Ir.J.Gerber, arsitek kenamaan lulusan Fakultas Teknik Delf Nederland dan timnya ini.


Kota Bandung yang sejuk, Anda juga bisa menjumpai sebuah bangunan dengan arsitektur yang lain dari yang lain. Dibangun pada era kolonial Belanda, Gedung Sate, demikian gedung ini banyak disebut, merupakan salah satu daya tarik yang ada di Kota Kembang. Nama Gedung Sate sendiri muncul karena sebuah ornamen yang terlihat seperti tusuk sate di puncak menara utamanya.

selesai dibangun pada tahun 1924. Bangunan ini mengadopsi gaya arsitektur era Renaissance Italia. Namun, pada bagian tengahnya terdapat menara bertingkat yang mirip dengan atap meru atau pagoda. Oleh sebab itulah, kalangan arsitek menilai bahwa Gedung Sate memiliki rancangan yang "berani beda" dan tak populer di zamannya.

Golongan B


Mesjid Istiqlal

Jakarta yang serba modern dan dipenuhi gedung kaca, ternyata masih memiliki bangunan bersejarah dengan desain yang indah, yaitu Mesjid Istiqlal.

Rumah ibadah umat muslim yang megah ini telah lama menjadi salah satu landmark Jakarta. Kokoh berdiri di atas areal seluas 9,5 hektar dan berkapasitas hingga 8.000 orang, mesjid hasil karya arsitek Indonesia, F. Silaban ini, pernah menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, sekaligus menjadi kebanggaan umat muslim Ibukota dan Indonesia. Dibangun pada masa-masa awal kemerdekaan, mesjid ini memang melambangkan kemerdekaan, sesuai dengan arti dari nama yang disandangnya.

Mesjid Istiqlal mempunyai sebuah kubah raksasa berwarna putih yang bentuknya seperti bola dibelah dua. Layaknya mesjid lain di dunia, Mesjid Istiqlal ini juga dilengkapi sebuah menara yang tingginya menggambarkan jumlah ayat yang ada pada kitab suci Al Qur'an. Sebuah bedug raksasa ikut menambah keunikan mesjid ini. Ukurannya yang amat besar, menobatkan bedug ini sebagai bedug terbesar di Indonesia!

Golongan C


Museum Seni Rupa dan Keramik

Sekilas bila melihat gedung, gedung museum ini mirip dengan gedung-gedung peradilan. Pilar-pilar raksasa menopang kanopi berbentuk prisma memperkuat kesan ini. Terang saja, wong dulunya adalah gedung peradilan Hindia Belanda pada kompleks benteng Batavia (Ordinaris Raad Van Justitie Binnen Het Kasteel Batavia) yang dibangun pada tanggal 12 Januari 1870.

Tahun 1944, ketika masa pendudukan Jepang, gedung ini pernah dipakai sebagai asrama militer KNIL dan selanjutnya digunakan sebagai asrama TNI. Tanggal 10 Januari 1972, gedung ini dimasukkan dalam daftar bangunan bersejarah.

Pada tahun 1973-1976 gedung ini digunakan untuk kantor Walikota Jakarta Barat, dan pada tanggal 20 Agustus 1976 gedung ini diresmikan sebagai Balai Seni Rupa oleh presiden Soeharto. Tanggal 7 Juni 1977, gubernur Ali Sadikin meresmikan museum keramik yang sejak tahun 1990 berubah fungsi menjadi Museum Seni Rupa dan Keramik.

Kamis, 05 Mei 2011

Kriteria Konservasi Arsitektur









Kriteria konservasi, terdiri dari:

Estetika
Penilaian estetika suatu bangunan tergantung dari perasaan, pikiran, pengaruh lingkungan, dan norma yang bekerja pada diri pengamat. Estetika suatu bangunan biasanya berkaitan erat dengan bagaimana penampilan bangunan itu sendiri secara fisik.

Kejamakan
Kejamakan suatu bangunan dinilai dari seberapa jauh karya arsitektur tersebut mewakili suatu raga atau jenis khusus yang spesifik, mewakili kurun waktu sekurang-kurangnya 50 tahun. Dalam hal ini ragam/langgam spesifik yang ada pada arsitektur bangunan-bangunan bersejarah (Ellisa, 1996) :
  • Langgam arsitektur Klasik/Kolonial (Neoklasik/Art Deco/Gothic/Renaisans/ Romanik.
  • Langgam arsitektur Kolonial tropis (langgam arsitektur Klasik yang telah diadaptasi dengan iklim tropis di Indonesia).
  • Langgam arsitektur Eklektik/Indisch Style (langgam arsitektur Klasik/Kolonial tropis yang mengandung unsur tradisional Melayu atau daerah lainnya di Indonesia).
  • Langgam arsitektur campuran (Klasik/Kolonial dengan Cina, Islam, atau India, atau campuran diantaranya)
Kelangkaan
Kriteria kelangkaan menyangkut jumlah dari jenis bangunan peninggalan sejarah dari langgam tertentu. Tolak ukur kelangkaan yang digunakan adalah bangunan dengan langgam arsitetur yang masih asli yang sesuai dengan asalnya. Yang termasuk kategori langgam arsitektur yang masih asli (Ellisa, 1996).

Contohnya : Langgam arsitektur klasik/kolonial (neoklasik, art deco, art nouvo, gothic, renaissance), langgam arsitektur Cina, langgam arsitektur Melayu, langgam arsitektur India, langgam arsitektur Malaka (Melayu-Cina), langgam arsitektur Islam.

Keistimewaan
Tolak ukur yang digunakan untuk menilai keistimewaan/keluarbiasaan suatu bangunan, yaitu bangunan yang memiliki sifat keistimewaan tertentu sehingga memberikan kesan monumental, atau merupakan bangunan yang pertama didirikan untuk fungsi tertentu (misalnya Masjid pertama, Gereja pertama, Sekolah pertama, dll).
Kesan monumental pada bangunan juga dapat memberikan keistimewaan sendiri. Kesan monumental itu sendiri tentunya dinilai dari skala monumental yang ada pada suatu bangunan. Skala monumental memiliki pengertian sebagai suatu skala ruang yang besar dengan suatu obyeknya yang mempunyai nilai tertentu, sehingga manusia akan merasakan keagungan dalam ruangan. Dengan melihat bangunan yang memiliki skala monumental diharapkan pengamat akan merasa terkesan (impressed) dan kagum, tetapi bukannya merasa takut karena merasa kecil dan rapuh.

Peranan sejarah
Tolak ukur yang digunakan untuk menilai bangunan yang memiliki peranan sejarah, yaitu:
-Bangunan atau lokasi yang berhubungan dengan masa lalu kota dan bangsa, merupakan suatu peristiwa sejarah, baik sejarah tersebut merupakan sejarah Kota Bandung, sejarah Nasional, maupun sejarah perkembangan suatu kota.
-Bangunan atau lokasi yang berhubungan dengan orang terkenal atau tokoh penting.
-Bangunan hasil pekerjaan seorang arsitek tertentu, dalam hal ini arsitek yang berperan dalam perkembangan arsitektur di Indonesia pada masa Kolonial.

Memperkuat Kawasan
Tolak ukur yang digunakan adalah bangunan yang menjadi landmark bagi lingkungannya, dimana kehadiran bangunan tersebut dapat meningkatkan mutu/kualitas dan citra lingkungan sekitarnya. Beberapa keadaan yang dapat memudahkan pengenalan terhadap suatu bangunan sehingga dapat menjadi ciri dari suatu landmark antara lain adalah (Lynch, 1992 : 79-83) :
- Bangunan yang terletak disuatu tempat yang strategis dari segi visual, yaitu di persimpangan jalan utama atau pada posisi “tusuk sate” dari suatu pertigaan jalan.
- Bentuknya istimewa karena besarnya, panjangnya, ketinggiannya, atau karena keunikan bentuk.
- Jenis penggunaannya, semakin banyak orang yang menggunakannya maka akan semakin mudah pula pengenalan terhadapnya.
- Sejarah perkembangannya yaitu semakin besar peristiwa sejarah yang terkait terhadapnya maka semakin mudah pula pengenalan terhadapnya.

Contohnya : Stasiun Jakarta Kota
dikenal pula sebagai Stasiun Beos adalah stasiun kereta api yang berusia cukup tua di Kota Tua Jakarta dan ditetapkan oleh Pemerintah Kota sebagai cagar budaya. Stasiun ini adalah satu dari sedikit stasiun di Indonesia yang bertipe terminus (perjalanan akhir), yang tidak memiliki kelanjutan jalur.



Adapun analisis kriteria konservasi terhadap Karaton Surakarta Hadiningrat adalah sebagai berikut :

1. Estetika
bangunan ini memiliki nilai estetika seperti ornamen-ornamen kolonial yang menggunakan struktur baja bentang lebar yang khas.

2. Kejamakan

Bangunan ini hapir keseluruhan berwarna putih, dan jika dilihat dari bentuk, bangunan ini menggunakan langgam antara arsitektur eropa dan arsitektur asia.

3. Kelangkaan

Bangunan ini cukup langka keberadaannya, dikarnakaan perkembangan trend dan budaya setempat. oleh karna itu kita jaga bangunan tua yang ada di sekitar kita agar tidak terlindas dengan kejamnya zaman.

4. Keistimewaan

Bangunan ini sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakat jakarta. sejak zaman dahulu bangunan ini menjadi pusat trasportasi baik dalam kota maupun luar kota.

5. Peranan Sejarah


Beos kependekan dari Bataviasche Ooster Spoorweg Maatschapij (Maskapai Angkutan Kereta Api Batavia Timur), sebuah perusahaan swasta yang menghubungkan Batavia dengan Kedunggedeh. Versi lain, Beos berasal dari kata Batavia En Omstreken, yang artinya Batavia dan Sekitarnya, dimana berasal dari fungsi stasiun sebagai pusat transportasi kereta api yang menghubungkan Kota Batavia dengan kota lain seperti Bekassie (Bekasi), Buitenzorg (Bogor), Parijs van Java (Bandung), Karavam (Karawang), dan lain-lain.

6. Memperkuat Kawasan


Pemerintah Kota melalui surat keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 475 tahun 1993 sebagai cagar budaya.
Stasiun ini adalah satu dari sedikit stasiun di Indonesia yang bertipe terminus (perjalanan akhir), yang tidak memiliki kelanjutan jalur.
Koordinat : 6°08′15″S 106°48′53″E / 6.1375786°LS 106.8146342°BT / -6.1375786; 106.8146342
Keberadaannya pada saat ini diributkan karena hendak direnovasi dengan penambahan ruang komersial. Padahal, stasiun ini sudah ditetapkan sebagai cagar budaya, selain bangunannya kuno, stasiun ini merupakan stasiun tujuan terakhir perjalanan. Seperti halnya Stasiun Surabaya Kota atau Stasiun Semut di Surabaya yang merupakan cagar budaya, namun terjadi renovasi yang dinilai kontroversial.


PERAN ARSITEK









TUGAS KONSERVASI ARSITEKTUR

PERAN ARSITEK DALAM PELESTARIAN DAN PEMUGARAN

Internal :

- meningkatkan kesadaran di kalangan arsitek untuk mencintai dan mau memelihara warisan budaya berupa kawasan dan bangunan bersejarah atau bernilai arsitektural tinggi

- Meningkatkan kemampuan serta penguasaan teknis terhadap jenis-jenis tindakan pemugaran kawasan atau bangunan, terutama teknik adaptive reuse

- Melakukan penelitian serta dokumentasi atas kawasan atau bangunan yang perlu dilestarikan

Eksternal :

- Memberi masukan kepada Pemda mengenai kawasan-kawasan atau bangunan yang perlu dilestarikan dari segi arsitektur.
- Membantu Pemda dalam menyusun Rencana Tata Ruang untuk keperluan pengembangan kawasan yang dilindungi (Urban Design Guidelines)
- Membantu Pemda dalam menentukan fungsi atau penggunaan baru bangunan-bangunan bersejarah atau bernilai arsitektural tinggi yang fungsinya sudah tidak sesuai lagi (misalnya bekas pabrik atau gudang) serta mengusulkan bentuk konservasi arsitekturalnya.
- Memberikan contoh-contoh keberhasilan proyek pemugaran yang dapat menumbuhkan keyakinan pengembang bahwa dengan mempertahankan identitas kawasan/bangunan bersejarah, pengembangan akan lebih memberikan daya tarik yang pada gilirannya akan lebih mendatangkan keuntungan finansial.



Peran Arsitek dalam pelestarian dan pemugaran adalah bagaimana memberikan kontribusi, sesuai bidang, agar lingkungan sekitar tetap terjaga dan dipertahankan sesuai fungsi dan kebutuhan ssat ini dan masa yang akan datang.

Contoh:

KONSERVASI BANGUNAN KRATON JOGJAKARTA




Dalam proses konservasi bangunan kraton yogyakarta, peran seorang arsitek dapat terlihat dalam beberapa hal yang dianggap kecil namun bernilai besar, antara lain :

- Dari segi bahan materian yang sebagian besar menggunakan material kayu di ganti menjadi bahan yang mirip dengan kayu. contoh : alukubon motif kayu.
- sistem penghawaan dipertahankan hanya meerubah dari segi tata ruangnya saja.